Stabilisasi sungai adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengontrol aliran dan bentuk sungai agar tetap stabil, mencegah erosi berlebihan, melindungi ekosistem di sekitarnya, dan mengurangi risiko banjir. Teknik ini meliputi penggunaan struktur fisik maupun vegetasi alami.

Durasi proyek stabilisasi sungai sangat bervariasi tergantung pada panjang dan kompleksitas sungai, teknik yang digunakan, serta kondisi lingkungan setempat. Proyek kecil mungkin memakan waktu beberapa minggu, sementara proyek besar di sungai yang kompleks bisa memakan waktu bertahun-tahun dengan tahapan yang terencana.

Metode struktural menggunakan material buatan seperti beton, batu, atau logam (contoh: tembok penahan, gabion, atau krip rap) untuk menstabilkan sungai. Sedangkan metode non-struktural (bioengineering) memanfaatkan vegetasi hidup dan material alami (contoh: penanaman vegetasi riparian, pengunaan kayu mati).